Penalaran Deduksi
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Sehingga pengamat akan mendapatkan gambaran sebelum mengungkapkan sebuah pendapat. Penalaran Deduksi adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (Umum – Khusus).
Penalaran deduksi dibagi dua, yaitu :
- Langsung
- Tidak langsung
Contoh penalaran deduksi langsung :
Hukum pertama : apabila premis benar maka konklusi benar.
Contoh :
Semua manusia akan mati
Budi adalah manusia
Jadi : Budi akan mati
Semua mamalia pasti melahirkan
Sapi adalah mamalia
Jadi : Sapi pasti melahirkan
Hukum kedua : apabila konklusi salah maka premis juga salah
Contoh:
Semua manusia akan mati
Malaikat adalah manusia
Jadi : Malaikat akan mati
Semua mamalia pasti melahirkan
Ikan adalah mamalia
Jadi : Ikan pasti melahirkan
Hukum ketiga : apabila premisnya salah, konklusi dapat benar dapat salah
Contoh :
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi : Batu itu benda fisik
Semua mamalia pasti hewan
Ikan itu mamalia
Jadi : Ikan itu adalah hewan
Hukum keempat : apabila konklusi benar, premis dapat benar dapat salah
Contoh :
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi : Batu itu benda fisik
Semua manusia akan mati
Budi adalah manusia
Jadi : Budi akan mati
Contoh penalaran deduksi tidak langsung :
Dalam penalaran deduksi tidak langsung terdapat beberapa silogisme, yaitu :
- Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Contoh silogisme Kategorial :
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Mn : Andi adalah mahasiswa
K : Andi lulusan SLTA
My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Jimmi adalah manusia
K : Jimmi tidak kekal
Silogisme Hipotesa
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh Silogisme Hipotesa :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh Silogisme Alternatif :
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung
Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Silogisme Entimen :
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya