BUDAYA KARO

Budaya Karo atau Suku Karo

Negara Indonesia adalah Negara yang memiliki berbagai macam budaya atau suku. Salah satunya adalah budaya karo atau suku karo yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Karo. Di dalam budaya karo ada istilah merga silima, rakut sitelu dan tutur siwaluh. Merga silima artinya budaya karo atau suku karo memiliki lima merga yang terdiri dari :

  1. Tarigan
  2. Ginting
  3. Sembiring
  4. Karo-Karo
  5. Perangin-angin

Ada juga merga Sebayang, tetapi merga sebayang termasuk ke dalam kelompok merga Perangin-angin. Diatara dari ke lima merga tersebut masih banyak lagi cabang-cabangnya.

Rakut sitelu artinya sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) dalam budaya karo atau suku karo. Kelengkapan yag dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat karo, yang terdiri dari :

  • Kalimbubu

Kalimbubu dapat diartikan sebagai keluarga pemberi atau keluarga dari istri.

  • Sembuyak

Sembuyak dapat diartikan sebagai satu keturunan merga atau keluarga inti.

  • Anak beru

Anak beru dapat diartikan sebagai keluarga yang menerima atau mengambil istri.Β  Anak beru adalah kelompok dalam budaya karo atau suku karo yang memiliki tugas di dapur atau dengan kata lain tugasnya memasak.

Tutur siwaluh artinya adalah kekerabatan dalam masyarakat karo atau yang berhubungan dengan penuturan, yang terdiri dari :

  1. Puang Kalimbubu
  2. Kalimbubu
  3. Senina
  4. Sembuyak
  5. Senina Sipemeren
  6. Senina Siperibanen
  7. Anak Beru
  8. Anak Beru Menteri

Budaya karo atau Suku karo memiliki sebuah rumah adat yang namanya adalah Rumah Adat Siwaluh Jabu. Dikatakan siwaluh jabu karena dalam satu rumah adat dapat menampung delapan keluarga di dalamnya.

Rumah Adat Karo

Budaya karo atau Suku karo juga memiliki beberapa pakaian adat, yaitu :

  • Uis nipes
  • Uis julu
  • Gatip gewang
  • Gatip jongkit
  • Gatip cukcak
  • Uis pementing
  • Batujala
  • Uis arinteneng
  • Uis kelam-kelam
  • Uis cobar dibata
  • Uis beka buluh
  • Uis jujung-jujungen

Gambar-gambar uis karo :

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Dalam suku karo ada juga namanya kerja tahun atau merdang-merdem. Kerja tahun atau merdang-merdem adalah sebuah perayaan dalam masyarakat karo atau dapat juga disebut dengan pesta rakyat. Kerja tahun atau merdang-merdem dilaksanakan setiap tahun biasanya dilaksanakan setelah menanam padi di sawah. Dalam pelaksanaan kerja tahun atau merdang-merdem biasanya ada kegiatan guro-guro aron. Guro-guro aron adalah sebuah acara tari tradisional yang ada dalam budaya karo atau suku karo yang melibatkan muda-mudi didalamnya. Pelaksanaan kerja tahun atau merdang-merdem tidak bersamaan semua, itu tergantung dengan kecamatan yang terdapat dalam kabupaten karo.

Inilah sekilas tentang budaya karo atau suku karo.

16 Komentar

  1. karo said,

    September 24, 2010 pada 11:06 pm

    mantap πŸ™‚ foto2 uis si deban lit bas kam?

    bujur.

  2. desy natalia pinem said,

    November 1, 2010 pada 1:37 pm

    mejuah-juah….
    bujur q kataken man bandu perban nggo i bagikenndu nformsi mngenai kebudayaan arah kita kalak karo nari..

    • November 2, 2010 pada 3:04 pm

      mejuah-juah…
      bujur ka mulihken q kataken man bandu…
      mari ras-ras kita membudayaken budaya karo.
      bujur.

      • desy pinem said,

        November 26, 2010 pada 10:55 pm

        mejuah-juah…
        adi banci tolong tambah kenndu sitik gambar mengenai uis ndai ya tur/mpal lah gia ya hehehe, gelah radu simetehen krina qt si mbaca blok kam e,,, me tuhu ningku e πŸ˜‰
        bujur yah…

      • Desember 4, 2010 pada 11:19 am

        oke pal..

  3. cinta jelyscha said,

    November 22, 2010 pada 11:09 am

    ihhhh………………..keren bnget fotonya

  4. julius sinuraya said,

    Februari 3, 2011 pada 8:29 am

    Kalo marga Pinem masuk mana sih? thanks atas pencerahannya

    • Februari 3, 2011 pada 9:27 am

      Mejuah-juah..
      Kalo menurut saya pinem masuk ke sebayang. Marga pinem dan sebayang mereka disebut sembuyak.
      Salam kenal man bandu.
      Bujur.

  5. Chandra p. tarigan said,

    Februari 5, 2011 pada 1:14 am

    Mjj bang. Aq pe sangana menelita kerna bdya ta. Khusus rmh adat.. Snang punya tman yg sejalan. Tp kam bukan iseng2 aja buat blog ne khan? Bjr

    • Februari 5, 2011 pada 11:25 am

      mjj.
      bujur ningku man bandu,, mari ras-ras kita membudayakan budaya karo.
      melala denga si kurang tentang budaya karo ibas tulisan ku enda,, jd ras-ras kita nambahi sa.
      bujur ras mejuah-mejuah kita kerina.

  6. suriyati Tarigan said,

    Maret 11, 2011 pada 8:50 pm

    Rumah adat jakin bandu e dek .,,,,reh kam kuLingga je pusatna ,,,,,RUMAHTA,,,,,ingan kundul Kalimbubu sikap kal lengkap Amak Mentar


Tinggalkan Balasan ke Chandra p. tarigan Batalkan balasan